Selain mendekatkan posisi subjek dan predikat (dibahas pada Ronce #1), kalimat yang kuat juga terbentuk dengan meletakkan pasangan subjek+predikat di awal kalimat. Struktur ini memastikan bahwa pembaca langsung memahami inti gagasan sebelum menyerap informasi tambahan. Dengan kata lain, subjek dan predikat menjadi jangkar yang mengarahkan aliran informasi secara jelas dan terstruktur.
Kalimat Bercabang ke Kanan
Karena itu, biasakanlah memulai kalimat dengan pasangan subjek+predikat, lalu tulislah unsur-unsur pendukung sesudahnya. Dengan cara ini, bahkan kalimat yang panjang pun bisa menjadi jelas dan kuat karena subjek dan predikat sudah menancapkan topik utamanya sejak awal.
Untuk memahami struktur ini, bayangkanlah sebuah kalimat yang kita tulis di selembar kertas lebar. Karena penulisan bahasa Indonesia menggunakan huruf Latin, kalimat yang ditulis akan membentang dari kiri ke kanan kertas. Sekarang bayangkan peristiwa berikut:
Seorang pengarang menulis kalimat utama dengan subjek dan predikat di awal kalimat, lalu menambahkan unsur tambahan lain sesudahnya sehingga menciptakan susunan yang disebut “kalimat bercabang ke kanan”.
Kalimat di atas adalah contoh “kalimat bercabang ke kanan” (right-branching sentence). Subjek dan predikat bergabung di sebelah kiri (“Seorang pengarang menulis”) menetapkan pesan utama kalimat, sementara semua elemen pendukung lainnya bercabang di kanannya.
Mengapa Subjek+Predikat di Awal Kalimat Penting?
Penempatan subjek dan predikat di awal memiliki beberapa manfaat utama:
- Meningkatkan Kejelasan
Pembaca tidak perlu menunggu hingga akhir kalimat untuk memahami maksud utama. Hal ini sangat membantu terutama dalam tulisan akademik, jurnalistik, dan fiksi naratif. - Menciptakan Energi dan Ritme yang Kuat
Dalam kalimat bercabang ke kanan (right-branching sentence), subjek dan predikat berfungsi sebagai lokomotif yang menarik rangkaian informasi di belakangnya. Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti arus pemikiran tanpa tersesat dalam rincian yang terlalu awal muncul. - Memudahkan Pemrosesan Kognitif
Struktur ini lebih sesuai dengan cara otak manusia memahami informasi. Ketika gagasan utama disampaikan lebih dulu, otak dapat lebih mudah mengaitkan detail yang menyusul.
Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut:
Pemberontak merebut keraton, simbol kekuasaan kerajaan, pada Jumat subuh dan mendapatkan sedikit perlawanan dari para prajurit ketika ratusan rakyat ikut menyerbu, membakar gardu-gardu penjaga, dan menjarah makanan serta barang-barang dari gudang istana yang segera berkobar terlalap api.
Kalimat ini panjang, tetapi tetap jelas karena subjek (“Pemberontak”) dan predikat (“merebut”) hadir sejak awal. Informasi tambahan mengalir secara logis, membangun ketegangan tanpa membebani pembaca.
Studi Kasus: Gaya John Steinbeck dalam Cannery Row
Penulis berpengalaman menggunakan teknik ini untuk menjaga ritme dan keterbacaan. John Steinbeck dalam Cannery Row memberikan contoh yang baik:
Mengemudi di malam hari itu membosankan. Tidak ada anjing yang terlihat, hanya jalan raya yang diterangi lampu depan mobil. Doc mengebut untuk menyelesaikan perjalanan dan sekitar pukul dua dia tiba di La Jolla. Dia berkendara melewati kota dan turun ke tebing tempat dataran pasang surutnya. Di sana dia menghentikan mobil, makan sandwich, minum bir, mematikan lampu, dan meringkuk di kursi untuk tidur.
Dia tidak membutuhkan jam. Dia sudah begitu lama bekerja dalam pola pasang surut sehingga bisa merasakan perubahan pasang surut dalam tidurnya. Saat fajar dia bangun, memandang ke luar melalui kaca depan, dan melihat permukaan air sudah surut menampilkan pantai berbatu. Dia minum kopi hangat, makan tiga sandwich, dan minum satu liter bir.
Pada setiap kalimat di atas Steinbeck menempatkan subjek dan predikat di awal atau di dekat awal kalimat. Kejelasan dan energi naratif kalimatnya mengalir dari bagian itu melalui rangkaian klausa yang dibangun secara bertahap. Dia juga menghindari struktur monoton dengan memvariasikan panjang kalimatnya.
Kapan Menyimpan Subjek+Predikat di Akhir Kalimat?
Meskipun demikian, jika ingin membangun ketegangan, membuat pembaca penasaran, menyeret mereka dalam perjalanan menemukan sesuatu, atau untuk menekankan bagian adegan tertentu, kita bisa saja menuliskan subjek dan predikat utama di akhir kalimat. Berikut contohnya.
Membangun Ketegangan
Setelah detik demi detik yang seperti setahun, sepanjang lorong remang dan senyap yang seolah-olah tak berujung, Dave menemukan simbol yang dilihatnya dalam mimpi itu.
Menekankan Suatu Adegan
Setelah menjilat darah yang meleleh di goloknya, Guriang Sanca menendang mayat Sawung Daha yang bersimbah darah, lalu pergi berlenggang.
Dalam kasus ini, informasi pendahuluan menciptakan suasana atau ketegangan sebelum mengungkap aksi utama.
Kesimpulan
Menempatkan subjek dan predikat di awal kalimat adalah teknik yang ampuh untuk meningkatkan kejelasan dan daya serap informasi. Namun, variasi tetap diperlukan agar tulisan tidak terasa monoton. Keseimbangan antara kalimat bercabang ke kanan dan struktur lain dapat menciptakan aliran narasi yang dinamis dan menarik.