Tahukah kamu bahwa ada banyak sekali kata yang kamu gunakan sehari-hari ternyata berasal dari bahasa Belanda? Ya, tiga puluh kata serapan dari bahasa Belanda berikut ini mungkin sudah begitu familiar dan kita pakai tanpa sadar setiap hari. Kata-kata tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia karena sejarah panjang interaksi antara Belanda dan Indonesia selama masa kolonial. Menariknya, kata-kata ini tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan kita sehari-hari.
Bayangkan, ketika kamu bilang “kantor”, kamu sebenarnya sedang menggunakan kata serapan dari bahasa Belanda. Lalu, saat kamu merapikan meja atau bahkan menyalakan kompor, kamu lagi-lagi bersentuhan dengan warisan bahasa dari negeri kincir angin itu. Tapi kenapa ya, kata-kata ini masih bertahan sampai sekarang? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Sejarah Pengaruh Bahasa Belanda dalam Bahasa Indonesia
Era Kolonial dan Awal Masuknya Bahasa Belanda ke Indonesia
Saat kita bicara tentang sejarah panjang Indonesia, sulit untuk mengabaikan pengaruh Belanda selama masa kolonial. Selama lebih dari 300 tahun, Belanda menduduki Nusantara dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk bahasa. Pada masa itu, bahasa Belanda menjadi bahasa administrasi dan pemerintahan, yang berarti hampir semua kegiatan resmi menggunakan bahasa ini. Kata-kata yang dipakai dalam urusan administrasi, pendidikan, hukum, hingga teknologi kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Kata Serapan dari Bahasa Belanda di Berbagai Bidang Kehidupan
Bukan hanya di urusan pemerintahan, kata-kata dari bahasa Belanda juga masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Mulai dari pendidikan, rumah tangga, teknologi, hingga bidang hukum. Banyak dari kata-kata tersebut yang mengalami perubahan kecil dalam hal ejaan atau pelafalan agar lebih sesuai dengan lidah orang Indonesia. Meski begitu, jejak asal-usulnya tetap terlihat jelas. Tidak dimungkiri, kata-kata ini telah menjadi bagian dari budaya linguistik kita.
Jejak Bahasa Belanda dalam Bahasa Sehari-hari
Coba kamu perhatikan percakapan sehari-hari di sekitarmu. Ada begitu banyak kata serapan dari bahasa Belanda yang mungkin kamu tidak sadari berasal dari sana. Misalnya, ketika kamu bicara tentang “meja” di ruang makan, atau “kompor” di dapur, semua kata tersebut adalah warisan dari bahasa Belanda. Tak heran jika tiga puluh kata serapan dari bahasa Belanda yang akan kita bahas selanjutnya terasa sangat akrab di telinga.
Proses Masuknya Kata Serapan dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia
Penggunaan kata serapan dari bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses yang panjang dan alami. Proses ini dipengaruhi oleh interaksi sehari-hari antara masyarakat Indonesia dan Belanda, terutama selama masa kolonial. Berikut adalah bagaimana kata-kata tersebut beradaptasi hingga menjadi bagian dari bahasa Indonesia yang kita gunakan sehari-hari.
Adaptasi Bunyi dan Ejaan
Ketika kata-kata dari bahasa Belanda mulai masuk ke bahasa Indonesia, ada proses penyesuaian, terutama dalam hal bunyi dan ejaan. Beberapa kata disesuaikan agar lebih mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia. Contohnya, kata kantoor menjadi kantor, knalpot tidak mengalami banyak perubahan, tetapi disesuaikan secara bunyi agar lebih mudah diterima. Penyesuaian ini membuat kata-kata tersebut terasa lebih alami dan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Tidak hanya itu, dalam penyerapan kata-kata asing, bahasa Indonesia memiliki aturan tertentu yang mempermudah adaptasi bunyi dan ejaan. Aturan ini dikenal sebagai aturan dasar tata bahasa Indonesia yang memungkinkan bahasa kita terus berkembang dengan tetap mempertahankan kaidah yang ada. Jika kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang hal ini, kamu bisa melihat detailnya di aturan dasar tata bahasa Indonesia.
Perubahan Makna Kata Serapan
Beberapa kata serapan dari bahasa Belanda mengalami perubahan makna setelah diadopsi ke bahasa Indonesia. Perubahan ini seringkali terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan baru yang muncul. Misalnya, kata kantor yang dulunya hanya merujuk pada tempat fisik untuk bekerja, kini juga digunakan dalam konteks digital seperti “kantor virtual”. Perubahan makna ini memperlihatkan bagaimana kata-kata serapan terus beradaptasi dengan perubahan zaman.
Perubahan lain juga terjadi pada kata seperti rapor. Awalnya, rapor hanya digunakan dalam konteks pendidikan formal untuk menggambarkan catatan hasil belajar siswa. Namun kini, kata rapor juga digunakan dalam banyak konteks lain, seperti evaluasi kinerja di tempat kerja.
Pengaruh Kata Serapan dari Bahasa Belanda di Berbagai Bidang
Setelah kata-kata serapan dari bahasa Belanda masuk ke dalam bahasa Indonesia, mereka tidak hanya menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, tetapi juga memainkan peran penting di berbagai bidang. Pengaruh bahasa Belanda dapat kita temukan di bidang hukum, teknologi, pendidikan, dan banyak lagi. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana kata serapan ini masih relevan hingga sekarang.
Kata Serapan di Dunia Hukum
Di bidang hukum, ada banyak sekali istilah yang berasal dari bahasa Belanda. Kata-kata seperti advokat dan notaris merupakan istilah penting yang sering digunakan dalam dunia hukum di Indonesia. Kata advokat berasal dari bahasa Belanda advocaat, yang merujuk pada seorang pengacara yang memberikan nasihat hukum. Sedangkan notaris adalah seorang pejabat yang berwenang untuk membuat dan mengesahkan dokumen resmi, sebuah profesi yang juga diadopsi dari Belanda.
Pengaruh bahasa Belanda di bidang hukum sangat kuat karena Belanda memperkenalkan sistem hukum modern yang masih kita gunakan hingga kini. Meskipun sistem hukum kita telah berkembang, jejak bahasa Belanda tetap ada dalam istilah-istilah yang sering digunakan.
Kata Serapan dalam Teknologi
Selain dunia hukum, kata-kata serapan dari bahasa Belanda juga sangat memengaruhi bidang teknologi, terutama otomotif. Misalnya, kata knalpot dan dongkrak yang sebelumnya telah kita bahas. Istilah-istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Belanda saat mereka membawa teknologi modern ke Nusantara. Teknologi otomotif sendiri mulai berkembang pesat di Indonesia setelah Belanda memperkenalkan kendaraan bermotor pada awal abad ke-20.
Kata knalpot misalnya, merujuk pada alat penting dalam kendaraan bermotor yang fungsinya sebagai pipa pembuangan gas. Hingga kini, kita tetap menggunakan istilah tersebut karena sangat relevan dalam konteks perkembangan teknologi otomotif.
Kata Serapan dalam Pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia juga tidak lepas dari pengaruh bahasa Belanda. Salah satu kata yang paling umum digunakan di dunia pendidikan adalah rapor. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, rapor berasal dari bahasa Belanda rapport yang berarti laporan. Kata ini digunakan untuk menggambarkan hasil evaluasi belajar siswa, baik di sekolah dasar maupun menengah.
Penggunaan kata serapan dari bahasa Belanda di dunia pendidikan sangat jelas, terutama karena Belanda juga memperkenalkan sistem pendidikan formal di Indonesia. Hingga kini, banyak istilah di dunia pendidikan yang masih menggunakan bahasa Belanda, menunjukkan betapa besar pengaruh bahasa tersebut dalam pendidikan kita.
Kenapa Kita Masih Menggunakan Kata Serapan dari Bahasa Belanda?
Faktor Sejarah dan Kebiasaan
Salah satu alasan utama mengapa kita masih menggunakan kata serapan dari bahasa Belanda hingga saat ini adalah karena faktor sejarah. Pengaruh panjang kolonialisme Belanda tidak bisa dimungkiri telah membentuk banyak aspek kehidupan di Indonesia, termasuk bahasa. Ketika Belanda memperkenalkan konsep-konsep baru melalui pemerintahan, teknologi, dan pendidikan, kata-kata yang mereka gunakan secara perlahan diserap oleh masyarakat lokal.
Kebiasaan menggunakan kata-kata serapan ini kemudian bertahan bahkan setelah Belanda meninggalkan Indonesia. Masyarakat sudah terbiasa dengan kata-kata tersebut, sehingga lebih mudah untuk terus menggunakannya dibanding mencari kata pengganti.
Mudahnya Kata-Kata Tersebut Diadopsi ke Bahasa Indonesia
Selain faktor sejarah, banyak dari kata serapan ini sangat mudah diadopsi ke bahasa Indonesia karena kesederhanaan bentuk dan bunyinya. Kata-kata seperti meja, kompor, dan sabun sangat mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia, sehingga tidak memerlukan banyak penyesuaian.
Proses adaptasi ini juga diatur oleh aturan dasar tata bahasa Indonesia, yang memberikan panduan tentang bagaimana kata-kata asing bisa diadopsi ke dalam bahasa kita tanpa mengubah terlalu banyak struktur dasar bahasanya. Hal ini membuat kata-kata serapan menjadi bagian yang alami dari kosakata kita.
Pengaruh Kata Serapan di Dunia Modern
Meskipun pengaruh bahasa Belanda pada dasarnya merupakan warisan masa kolonial, banyak kata-kata serapan ini tetap relevan hingga dunia modern saat ini. Misalnya, kata kantor kini tidak hanya merujuk pada ruang fisik, tetapi juga digunakan dalam konteks dunia digital seperti kantor virtual atau kerja jarak jauh. Hal ini menunjukkan bahwa kata-kata serapan ini mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Penggunaan kata-kata serapan dari bahasa Belanda juga bisa kita lihat di berbagai bidang modern seperti pendidikan, teknologi, dan hukum, menunjukkan bahwa pengaruh Belanda tidak hanya sebatas pada masa lalu, tetapi juga terus berkembang hingga saat ini.
Daftar 30 Kata Serapan dari Bahasa Belanda yang Masih Digunakan
1. Kantor
Kata kantor jelas merupakan salah satu kata yang sangat umum digunakan di Indonesia. Asal kata ini berasal dari bahasa Belanda, kantoor, yang berarti tempat kerja atau ruang kerja. Selama masa kolonial, konsep kantor memang diperkenalkan oleh Belanda untuk mengelola administrasi pemerintahan dan bisnis mereka di Nusantara. Hingga kini, kantor menjadi istilah yang digunakan untuk menyebut ruang kerja, baik di sektor pemerintah maupun swasta.
Di masa modern, kata kantor tak hanya merujuk pada bangunan fisik, tetapi juga digunakan dalam konteks digital, seperti kantor virtual. Hal ini menunjukkan bagaimana kata serapan ini beradaptasi dengan perkembangan zaman.
2. Asbak
Kata asbak adalah contoh lain dari kata serapan yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu asbakje. Kata ini merujuk pada wadah untuk menampung abu rokok. Selama masa kolonial, merokok menjadi kebiasaan yang cukup umum di kalangan pria, baik di Eropa maupun di Indonesia. Benda kecil ini, asbak, kemudian menjadi bagian dari budaya merokok yang diperkenalkan Belanda di Nusantara.
Hingga saat ini, meskipun kebiasaan merokok makin menurun di berbagai kalangan, kata asbak tetap banyak digunakan, baik di rumah tangga maupun tempat umum.
3. Knalpot
Bagi kamu yang memiliki kendaraan bermotor, pasti familiar dengan istilah knalpot. Kata ini berasal dari bahasa Belanda, knalpot, yang berarti pipa ledakan atau pembuangan gas. Dalam konteks otomotif, knalpot merujuk pada sistem pembuangan gas kendaraan bermotor, khususnya motor dan mobil.
4. Rapor
Siapa yang tak kenal dengan rapor? Dalam dunia pendidikan, kata ini digunakan untuk merujuk pada laporan hasil belajar siswa. Asal katanya adalah rapport, yang berarti laporan dalam bahasa Belanda. Selama masa kolonial, sistem pendidikan yang diadopsi oleh Belanda memperkenalkan konsep ini, dan hingga kini kita masih menggunakan istilah yang sama untuk menilai prestasi siswa.
Rapor tak hanya digunakan di sekolah dasar dan menengah, tetapi juga di universitas dan lembaga pelatihan lainnya, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh sistem pendidikan Belanda di Indonesia.
5. Setrika
Setrika adalah alat rumah tangga yang sangat familiar di setiap rumah. Kata ini berasal dari bahasa Belanda, strijken, yang merujuk pada alat yang digunakan untuk merapikan pakaian dengan panas. Selama masa kolonial, Belanda memperkenalkan banyak alat-alat rumah tangga modern, salah satunya adalah setrika. Hingga kini, kita masih menggunakan istilah yang sama.
Meski bentuk dan teknologi setrika telah berubah dari zaman dulu yang menggunakan arang hingga kini menjadi listrik, istilah ini tetap melekat di masyarakat.
7. Resleting
Kamu mungkin sering menggunakan resleting pada pakaian, tas, atau dompet. Kata ini berasal dari bahasa Belanda, ritssluiting, yang merujuk pada mekanisme penutup yang bisa ditarik dan dilepaskan. Resleting merupakan penemuan praktis yang pertama kali diperkenalkan di Eropa, dan akhirnya diadopsi oleh Belanda selama masa kolonial di Indonesia.
Hingga kini, kita masih menggunakan kata resleting sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama di dunia fesyen.
8. Kompor
Kata kompor berasal dari bahasa Belanda, komfoor, yang berarti alat masak yang menggunakan api. Kompor diperkenalkan oleh Belanda ke Nusantara sebagai bagian dari modernisasi rumah tangga. Sebelum adanya kompor, masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan tungku kayu atau arang untuk memasak.
Sekarang, kompor sudah menjadi alat yang umum di setiap dapur modern di Indonesia, dan istilah ini tetap digunakan meskipun teknologinya terus berkembang, mulai dari kompor gas hingga kompor listrik.
9. Dongkrak
Bagi kamu yang sering berurusan dengan kendaraan, pasti tidak asing dengan kata dongkrak. Kata ini berasal dari bahasa Belanda, dommekracht, yang merujuk pada alat untuk mengangkat bagian kendaraan agar bisa diperbaiki. Dalam dunia otomotif, dongkrak menjadi alat yang sangat berguna, terutama ketika harus mengganti ban kendaraan.
Sama seperti knalpot, dongkrak tetap menjadi bagian dari dunia otomotif modern di Indonesia.
10. Peci
Kata peci diambil dari bahasa Belanda petje, yang berarti topi kecil. Dalam bahasa Indonesia, maknanya sedikit berubah menjadi topi khusus yang sering dipakai oleh laki-laki Muslim, terutama dalam kegiatan keagamaan atau acara formal. Kata ini menjadi bagian dari busana khas Indonesia, meskipun asal-usulnya dari bahasa Belanda.
11. Pabrik
Kata pabrik berasal dari bahasa Belanda fabriek, yang merujuk pada tempat produksi barang dalam jumlah besar menggunakan mesin dan tenaga kerja. Kata ini diadopsi ke dalam bahasa Indonesia tanpa perubahan makna, dan hingga kini masih digunakan untuk merujuk pada fasilitas manufaktur atau industri.
12. Handuk
Kata handuk diambil dari bahasa Belanda handdoek, yang secara harfiah berarti kain untuk mengeringkan tangan. Dalam bahasa Indonesia, maknanya sedikit meluas menjadi kain yang digunakan untuk mengeringkan tubuh setelah mandi atau berolahraga.
13. Arloji
Kata arloji berasal dari bahasa Belanda horloge, yang merujuk pada jam tangan. Dalam bahasa Indonesia, kata ini tetap digunakan untuk menggambarkan alat penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan.
14. Kopling
Kata kopling diambil dari bahasa Belanda koppeling, yang merupakan istilah teknis dalam dunia otomotif untuk merujuk pada alat yang menghubungkan dan memutuskan aliran tenaga mesin ke roda kendaraan. Hingga kini, kata kopling masih sering digunakan dalam konteks kendaraan bermotor, terutama mobil.
15. Kulkas
Kata kulkas berasal dari bahasa Belanda koelkast, yang berarti lemari pendingin. Dalam bahasa Indonesia, kata ini digunakan untuk merujuk pada alat elektronik yang berfungsi untuk mendinginkan makanan dan minuman.
16. Baskom
Kata baskom diambil dari bahasa Belanda waskom, yang merujuk pada wadah besar untuk mencuci atau menampung air. Penggunaan kata baskom dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan makna, dan digunakan dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari.
17. Bangkrut
Kata bangkrut berasal dari bahasa Belanda bankroet, yang memiliki arti kebangkrutan atau keadaan di mana seseorang atau perusahaan tidak mampu membayar utang-utangnya. Dalam bahasa Indonesia, kata ini tetap mempertahankan makna yang sama dan banyak digunakan dalam konteks bisnis.
18. Berita
Kata berita berasal dari bahasa Belanda bericht, yang berarti pesan atau kabar. Dalam bahasa Indonesia, kata ini mengacu pada informasi atau laporan mengenai kejadian tertentu yang disampaikan melalui media cetak, elektronik, atau lisan.
19. Es
Kata es diambil dari bahasa Belanda ijs, yang berarti air beku. Dalam bahasa Indonesia, es digunakan untuk merujuk pada air yang telah dibekukan menjadi bentuk padat dan sering digunakan dalam minuman.
20. Kaus
Kata kaus berasal dari bahasa Belanda kous, yang awalnya merujuk pada pakaian pelindung kaki (seperti kaus kaki). Namun, dalam bahasa Indonesia, maknanya berkembang menjadi pakaian atasan sederhana yang biasanya dipakai sehari-hari.
21. Koper
Kata koper diambil dari bahasa Belanda koffer, yang berarti peti atau tas besar untuk menyimpan barang-barang saat bepergian. Hingga kini, kata ini tetap digunakan untuk merujuk pada barang bawaan saat berpergian.
22. Pulpen
Kata pulpen berasal dari bahasa Belanda vulpen, yang berarti pena isi ulang. Dalam bahasa Indonesia, kata ini disederhanakan menjadi pulpen dan merujuk pada alat tulis dengan tinta.
23. Alpukat
Kata alpukat diadaptasi dari bahasa Belanda avokaat, yang merujuk pada buah dengan tekstur lembut dan berwarna hijau. Kata ini digunakan tanpa banyak perubahan untuk menyebut buah avocado dalam bahasa Indonesia.
24. Makelar
Kata makelar berasal dari bahasa Belanda makelaar, yang berarti perantara dalam transaksi jual beli properti atau barang lainnya. Dalam bahasa Indonesia, makna kata ini tidak berubah dan masih merujuk pada profesi tersebut.
25. Lokasi
Kata lokasi berasal dari bahasa Belanda locatie, yang merujuk pada tempat atau letak suatu objek. Dalam bahasa Indonesia, lokasi digunakan untuk menyebut tempat atau area tertentu, baik dalam konteks geografis maupun lokasi suatu acara atau aktivitas.
26. Dosen
Kata dosen berasal dari bahasa Belanda docent, yang berarti pengajar di perguruan tinggi. Dalam bahasa Indonesia, dosen digunakan untuk merujuk pada guru atau pengajar di institusi pendidikan tinggi.
27. Emosi
Kata emosi diadaptasi dari bahasa Belanda emotie, yang berarti perasaan atau keadaan jiwa yang intens. Dalam bahasa Indonesia, kata ini tetap mempertahankan makna yang serupa, yaitu perasaan seperti marah, sedih, atau gembira.
28. Gelas
Kata gelas diambil dari bahasa Belanda glas, yang merujuk pada wadah minum yang terbuat dari kaca. Hingga kini, kata gelas digunakan dalam bahasa Indonesia untuk merujuk pada benda yang sama, meskipun bisa terbuat dari berbagai bahan selain kaca.
29. Kartu
Kata kartu berasal dari bahasa Belanda kaart, yang berarti lembaran kecil dengan fungsi tertentu, seperti kartu identitas atau kartu permainan. Dalam bahasa Indonesia, kata ini dipakai untuk berbagai konteks, termasuk permainan dan kartu identitas.
30. Karcis
Kata karcis diambil dari bahasa Belanda kaartje, yang berarti tiket atau tanda masuk ke suatu tempat. Dalam bahasa Indonesia, maknanya tidak berubah dan tetap digunakan untuk merujuk pada tiket masuk, seperti di bioskop atau acara.
PSD: Kata Serapan dari Bahasa Belanda yang Masih Kita Gunakan Sehari-hari
1. Apa itu kata serapan dari bahasa Belanda?
Kata serapan dari bahasa Belanda adalah kata-kata yang diambil dari bahasa Belanda dan diadopsi ke dalam bahasa Indonesia, baik dengan perubahan bunyi, ejaan, maupun makna.
2. Mengapa banyak kata serapan dari bahasa Belanda masih digunakan?
Hal ini disebabkan oleh pengaruh sejarah kolonial yang panjang dan juga karena kata-kata tersebut sudah sangat akrab dan melekat di dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagaimana proses adaptasi kata-kata serapan dari Belanda?
Proses adaptasi biasanya melibatkan perubahan bunyi dan ejaan agar lebih sesuai dengan aturan bahasa Indonesia dan lebih mudah diucapkan oleh masyarakat Indonesia.
4. Apakah semua kata serapan dari Belanda digunakan dalam bentuk aslinya?
Tidak semua. Beberapa kata mengalami perubahan kecil dalam hal ejaan dan bunyi, seperti kantoor menjadi kantor dan strijkijzer menjadi setrika.
5. Apa kata serapan Belanda yang paling populer di Indonesia?
Beberapa kata serapan Belanda yang paling populer di antaranya adalah kantor, meja, kompor, rapor, dan sabun.
6. Bagaimana pengaruh kata serapan Belanda di dunia teknologi?
Beberapa kata seperti knalpot dan dongkrak berasal dari bahasa Belanda dan digunakan dalam dunia otomotif serta teknologi modern di Indonesia.
7. Apa perbedaan antara kata serapan Belanda dan kata serapan lainnya?
Perbedaan utamanya terletak pada asal-usul bahasa. Kata serapan Belanda banyak berkaitan dengan istilah-istilah teknis, administrasi, dan hukum, sedangkan kata serapan dari bahasa lain mungkin lebih luas cakupannya.
Kata-kata serapan dari bahasa Belanda memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa Indonesia. Melalui interaksi panjang selama masa kolonial, kata-kata ini telah masuk ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan masih digunakan hingga kini. Dengan beradaptasi pada perkembangan zaman, kata-kata seperti kantor, kompor, dan rapor tetap relevan dalam kehidupan modern.
Pengaruh bahasa Belanda pada bahasa Indonesia memperlihatkan betapa dinamisnya perkembangan bahasa kita. Meskipun Indonesia kini merupakan negara yang merdeka, jejak-jejak sejarah kolonial seperti kata-kata serapan ini tetap hadir sebagai bagian dari identitas linguistik kita. Jadi, kapan pun kamu menggunakan kompor, setrika, atau asbak, ingatlah bahwa kamu sedang bersentuhan dengan warisan sejarah yang panjang.