Close Menu
TerasquTerasqu

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    Terbaru

    Dari Mitos Kuno hingga AI Modern: Sejarah Singkat AI

    2 Jun 2025
    7.0

    Tiada Lagi Kabut di Kampung Ndat

    25 Feb 2025
    6.1

    Rahasia Permata Amethyst Ungu

    25 Feb 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    TerasquTerasqu
    Facebook Instagram WhatsApp
    • Beranda
    • Fiksi
      • Cerpen
    • Nonfiksi
      • Kebahasaan
        • Ejaan
        • Tata Bahasa
        • Kesalahan Berbahasa
      • Artikel Umum
      • Penulisan Kreatif
      • Opini
      • Reviu
      • Bulir Bernas
    • Segmen Khusus
      • Ronce
      • Proses Kreatif
      • Fakta Unik
      • Senarai Kata
    • Kamus Istilah
    • Daftar
    • Login
    TerasquTerasqu
    • Daftar
    • Login
    Home»Ronce»#1: Perkuat Kalimat dengan Ikatan Subjek+Predikat
    Ronce

    #1: Perkuat Kalimat dengan Ikatan Subjek+Predikat

    TerasquTerasqu7 Des 20244 Menit Baca3
    #1: Perkuat Kalimat dengan Ikatan Subjek+Predikat
    Ikatan Subjek dan Predikat
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link

    Salah satu kelemahan kalimat yang sering saya temui adalah karena pemisahan memisahkan subjek dan predikat dengan menyisipkan keterangan pewatas yang tidak relevan. Penyisipan ini membuat kalimat menjadi kurang tajam. Sebagai penulis, kita harus berhati-hati dalam menyusun kalimat agar tetap kuat dan efektif dalam menyampaikan pesan.

    Daftar Isi

    Toggle
      • Mengapa Subjek dan Predikat Harus Berdekatan?
      • Perbaikan: Menggandengkan Subjek dan Predikatnya
    • Kapan Pemisahan Diperbolehkan?
    • Dampak Subjek-Predikat yang Berdekatan terhadap Kejelasan Kalimat
    • Kesimpulan

    Mengapa Subjek dan Predikat Harus Berdekatan?

    Subjek dan predikat adalah inti sebuah kalimat. Ketika keduanya berdekatan, makna kalimat lebih mudah dicerna oleh pembaca. Sebaliknya, jika subjek dan predikat dipisahkan oleh keterangan pewatas yang tidak berkaitan langsung dengan adegan yang ditampilkan, pesan utama dalam kalimat justru menjadi kabur. Perhatikan dua contoh berikut:

    Contoh Kalimat Lemah:

    1. Perempuan yang baru kemarin kembali setelah lima belas tahun merantau itu bersimpuh dan terisak-isak sambil memeluk batu nisan di sebuah makam yang masih basah.
    2. Pemuda yang tak seorang pun penduduk Pasir Galuh pernah melihat wajahnya karena selalu tertutup topeng itu mencabut pedang yang berkilauan diterpa sinar matahari.

    Pada kalimat pertama, frasa “yang baru kemarin kembali setelah lima belas tahun merantau” tidak memperjelas deskripsi subjek dalam aksi “bersimpuh” yang dilakukannya. Begitu pula, pada kalimat kedua, frasa “yang tak seorang pun penduduk Pasir Galuh pernah melihat wajahnya karena selalu tertutup topeng” tidak relevan dengan aksi yang diceritakan, bahkan menghambat pemahaman akan aksi “mencabut pedang.”

    Akibatnya, kalimat menjadi berbelit-belit dan kurang kuat. Jika kita hitung, ada sembilan kata yang memisahkan subjek “perempuan (itu)” dari predikat “bersimpuh” pada kalimat pertama, dan empat belas kata yang memisahkan subjek “pemuda (itu)” dari predikat “mencabut” pada kalimat kedua.

    Perbaikan: Menggandengkan Subjek dan Predikatnya

    Kedua kalimat di atas melemah karena ada keterangan pewatas tidak relevan yang memisahkan subjek dan predikatnya. Kalimat-kalimat tersebut akan menjadi jelas dan kuat jika keterangan pewatasnya dibuang. Akan lebih baik jika keterangan pewatas itu dijadikan kalimat tersendiri sesudahnya. Jadi, kedua kalimat contoh di atas akan menjadi jelas dan kuat jika kita tulis sebagai berikut:

    Contoh Kalimat Kuat:

    1. Perempuan itu bersimpuh dan terisak-isak sambil memeluk batu nisan di sebuah makam yang masih basah. Baru kemarin dia kembali setelah lima belas tahun merantau.
    2. Pemuda itu mencabut pedang yang berkilauan diterpa sinar matahari. Tak seorang pun penduduk Pasir Galuh pernah melihat wajahnya karena selalu tertutup topeng.

    Dalam versi perbaikan ini, subjek dan predikat langsung terhubung sehingga makna kalimat dan adegan lebih jelas serta langsung terasa oleh pembaca. Sementara itu, keterangan pewatasnya disertakan sebagai kalimat terpisah untuk memberikan keterangan tambahan tanpa menghambat fokus pada aksi utama.

    Kapan Pemisahan Diperbolehkan?

    Akan tetapi, ada situasi tertentu ketika pemisahan subjek dan predikat dapat diterima, yaitu ketika keterangan pewatas memang membantu memperjelas deskripsi subjek dalam adegan. Namun, dalam kondisi ini pun, keterangan pewatas sebaiknya dibuat sesingkat dan sejelas mungkin.

    Contoh Pemisahan yang Dapat Diterima:

    1. Perempuan yang pakaiannya awut-awutan dan rambut acak-acakan itu bersimpuh dan terisak-isak sambil memeluk batu nisan di sebuah makam yang masih basah.
    2. Pemuda yang menatap dengan pandangan maut itu mencabut pedang yang berkilauan diterpa sinar matahari.

    Pada contoh pertama, frasa “yang pakaiannya awut-awutan dan rambut acak-acakan” relevan dengan adegan karena mendukung emosi dan suasana yang ingin disampaikan. Begitu juga dengan frasa “yang menatap dengan pandangan maut” pada contoh kedua, yang menambah unsur dramatis dalam adegan tanpa mengganggu pemahaman terhadap aksi utama.

    Dampak Subjek-Predikat yang Berdekatan terhadap Kejelasan Kalimat

    Pemisahan subjek dan predikat tidak hanya menghambat pemahaman, tetapi juga mengurangi kekuatan ekspresi dalam narasi. Kalimat yang panjang dengan banyak keterangan pewatas bisa membuat pembaca kehilangan fokus dan mempersulit pemahaman isi cerita. Dalam tulisan fiksi, misalnya, pembaca lebih cepat terhubung dengan kalimat yang lugas dan jelas dibandingkan dengan kalimat yang bertele-tele.

    Selain itu, dalam tulisan nonfiksi atau akademik, pemisahan yang tidak perlu dapat menyebabkan ambiguitas dan mengurangi efektivitas komunikasi. Berikut contohnya:

    Kalimat Lemah:

    • Para mahasiswa yang setelah menyelesaikan studinya selama empat tahun di luar negeri dengan beasiswa penuh dari pemerintah dan kembali ke tanah air itu kini sedang mencari pekerjaan.

    Kalimat Kuat:

    • Para mahasiswa itu kini sedang mencari pekerjaan. Mereka baru saja kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya selama empat tahun di luar negeri dengan beasiswa penuh dari pemerintah.

    Dengan memisahkan informasi tambahan sebagai kalimat terpisah, pesan utama menjadi lebih jelas dan lebih mudah dicerna oleh pembaca.

    Kesimpulan

    Meskipun pemisahan subjek dan predikat dengan keterangan pewatas dapat diterima, sebaiknya kita selalu berusaha menempatkan keduanya berdekatan. Struktur kalimat yang kuat dan jelas akan membuat tulisan lebih efektif dan nyaman dibaca. Jika memang perlu menyisipkan keterangan tambahan, lebih baik menjadikannya sebagai kalimat terpisah agar tidak mengganggu pemahaman pembaca terhadap aksi atau informasi utama.

    Dengan memperhatikan aspek ini, kita bisa menghasilkan tulisan yang lebih tajam, lugas, dan mudah dicerna. Yuk, mulai biasakan menyusun kalimat yang kuat dengan menjaga ikatan subjek dan predikat tetap erat!

    Bagikan Facebook Twitter WhatsApp Telegram Email Copy Link
    Tulisan SebelumnyaCara Menulis Cliffhanger: 7 Tip Jitu Menulis Ending yang Bikin Pembaca Penasaran
    Tulisan Berikutnya #2: Perkuat Kalimat dengan Menyebar Informasi ke Kanan

    Artikel Terkait

    Ronce

    #3: Octopus Writing

    9 Des 2024
    Ronce

    #2: Perkuat Kalimat dengan Menyebar Informasi ke Kanan

    8 Des 2024

    Kuot Hari Ini

    Buku berfungsi untuk menunjukkan kepada seseorang bahwa pemikirannya yang dia anggap orisinal itu sama sekali bukan hal yang baru.Blaise Pascal
    » kuot lainnya (random)
    Terpopuler
    Senarai Kata

    2.000+ Kata Serapan dari Bahasa Arab: Daftar Lengkap

    TerasquTerasqu27 Sep 2024
    Kesalahan Berbahasa

    10 Kesalahan Berbahasa yang Tidak Disadari Tetapi Perlu Dihindari

    TerasquTerasqu28 Sep 2024
    #MdAFeb2025

    Gelang perak hipnotis.

    Fubao 24Fubao 2419 Feb 2025
    Penulisan Kreatif

    Cara Menggambarkan Orang Bernapas: 7 Teknik Efektif untuk Deskripsi yang Realistis

    TerasquTerasqu18 Okt 2024
    Senarai Kata

    30 Kata Serapan dari Bahasa Belanda yang Masih Kita Gunakan Sehari-hari

    TerasquTerasqu1 Okt 2024
    Terbaru
    Reviu

    Dari Mitos Kuno hingga AI Modern: Sejarah Singkat AI

    Matari WekaMatari Weka2 Jun 2025

    Beberapa waktu belakangan ini, di linimasa Facebook saya sering lewat pembahasan atau tanggapan para penulis…

    7.0

    Tiada Lagi Kabut di Kampung Ndat

    25 Feb 2025
    6.1

    Rahasia Permata Amethyst Ungu

    25 Feb 2025
    7.0

    Kisah Iblis yang Patah Hati

    24 Feb 2025
    6.8

    Harta Karun di Pemukiman Lebak Jero

    24 Feb 2025
    Terasqu
    Facebook Instagram WhatsApp
    • Tentang Kami
    • Kontak Kami
    • Syarat & Ketentuan
    • Kebijakan Privasi
    • Penyangkalan
    © 2025 Terasqu.com

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.